Oleh: Abu Misykah Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada sayyidil anam, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Keberadaan ulama su' (ulama buruk)
sangat menghawatirkan keutuhan dien umat Islam. Melalui fatwa dan
statemennya yang menyimpang dan penuh kedustaan akan menjauhkan umat
dari kebenaran. Ia menipu umat dengan menyembunyikan kebenaran yang
telah dibawa para rasul dan menampilkan kebenaran palsu menurut pesanan
dan kepentingan. Sehingga pituduhnya adalah kesesatan. Siapa
yang mengikutinya akan menemui kehancuran. Oleh sebab itu, wajarlah,
jika Allah mengancam ulama yang demikian ini dengan laknat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
إِنَّ
الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى
مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ
يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami
menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati
Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati." (QS. Al-Baqarah: 159)
Berdasarkan ayat di atas, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berfatwa tentang status ulama su' ini,
ومتى ترك
العالم ما علمه من كتاب الله وسنة رسوله صلى الله عليه وسلم واتبع حكم
الحاكم المخالف لحكم الله ورسوله كان مرتدا كافرا يستحق العقوبة في الدنيا
والآخرة
"Kapan saja seorang alim (ulama)
meninggalkan apa yang telah diketahuinya dari kitabullah dan sunnah
Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam; dan mengikuti keputusan hakim
yang menyimpang dari hukum Allah dan Rasul-Nya, sungguh saat itu ia
telah murtad lagi kafir, wajib disiksa di dunia dan akhirat." Majmu' Fatawa: 35/372-373)
Peringatan Nabi dari Ulama Penyesat
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah meperingatkan umatnya akan bahaya mereka. Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda -setelah menyebutkan jangkauan kekuasaan umatnya-,
إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّيْنَ
"Sesungguhnya yang aku khawatirkan terhadap umatku tiada lain adalah para pemimpin yang menyesatkan." (HR. al-Darimi dalam Shahihnya dari haidts Tsauban, Imam Abu Dawud al-Thayalisi dari hadits Abu Darda')
Hadits di atas diungkap dengan huruf Innama, sebagai penjelasan kekhawatiran yang amat sangat dari beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam terhadap umatnya dari perilaku para pemimpin yang menyesatkan itu. Dan apa yang terjadi pada diri Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
tersebut tiada lain karena berita ghaib dari Allah Ta'ala kepadanya
bahwa akan terjadi, seperti apa yang disebutkan dalam hadits
sebelumnya, yaitu sabda beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Sungguh, kamu akan mengikuti tradisi-tradisi orang sebelum kamu, . ."
Al-Aimmah al-Mudhillin
(pemimpin penyesat) mencakup penguasa perusak yang tidak menerapkan
syariat Allah, ulama penyimpang dari kebenaran, dan ahli ibadah yang
sesat (ngawur). Keberadaan mereka menggiring umat kepada kesesatan,
menghancurkan agama mereka, dan menimbulkan kerusakan dalam kehidupan
mereka. Karena umat (masyarakat) menjadi pengikut mereka. Karena itu
jika ulama dan umara itu baik, maka masyarakat juga akan mengikuti
kebaikan mereka. Ini merupakan realitas di tengah-tengah kehidupan
manusia. Sebaliknya, jika ulamanya sesat, maka karena sebab
kesesatannya itu masyarakat juga akan tersesat.
Tulisan ini bukan pure hasil pemikiran saya, tapi ini hasil googling dan sedikit analisa.
Tulisan ini bukan pure hasil pemikiran saya, tapi ini hasil googling dan sedikit analisa.
No comments:
Post a Comment