Jika
bicara tentang “Happy Birthday”, pasti kita ngebayangin tentang kue ulang tahun
yang ada lilin-lilinnya, surprise, ataupun hadiah. Tapi bagi saya itu adalah
momen yang sangat juga menyedihkan. Kenapa? Itu adalah momen dimana saya bisa
mengingat apa saja yang telah saya lalui tahun ini. Apakah saya merugikan diri
sendiri atau orang lain? Apakah saya bahagia melaluinya? Apa sajakah yang telah
saya capai selama ini dengan umur segini, bla bla bla. Dan secara tidak sadar
saya pasti menangis. Menangis karena menyadari tahun-tahun ini dilalui dengan
berat, tapi akhirnya bisa melewatinya. Menangis menyadari betapa banyak
kehilangan waktu. Dan pokoknya menangis untuk hal-hal yang terlewatkan.
Melewati
hari-hari dimana saya akan memasuki usia 25 tahun dalam beberapa hari lagi,
pertanyaan-pertanyaan yang umum diajukan untuk usia segitu bagi perempuan
kembali muncul. Kapan menikah? Dan seperti biasa, saya menjawab dengan senyum.
Kenapa senyum ? Saya tersenyum dengan mereka yang kepo dengan hidup saya. Itu saja.
Mungkin saja ini pertanda mereka care dengan saya, atau Cuma sekedar ingin tau.
Makanya, saya hanya senyum.
Menanti
hari-hari dimana saya akan memasuki usia 25 tahun, bagi saya biasa saja.
Ditemani pekerjaan yang sangat banyak, jauh dari orang tua, kos juga jauh dari
Abang yang satu-satunya ada di Bekasi, juga dengan orang dekat yang sangat
cuek. Saya tidak berharap banyak untuk mendapat kejutan atau sejenisnya. Mereka
ingat saja itu adalah hal yang luar biasa. Hahahaha.
Menjelang
hari H (cieileee Hari H), ada beberapa ajakan dari teman untuk
ngumpul-ngumpul di hari H itu.
Sejujurnya saya senang diajak mereka. Tapi kurang terlalu bersemangat. Sampai
datang ajakan dari orang dekat yang sangat cuek. Katanya sih karena sudah lama
nggak ketemu. Yaudah, saya “oke” kan ajakan tersebut. Saya terima ajakan tersebut dengan “tidak
berharap” dia akan mengingat hari Ulang Tahun Saya. Karena dia bukan orang
seperti itu sih menurut saya. Bukan tipe orang yang ingat tanggal-tanggal
seperti itu.
Pada
hari H, seperti biasa kita janjian dihalte
busway. Karena janjiannya kali ini mau ke Taman Mini, kita ketemu di
halte Stasiun cawang saja. Yap, menurut saya itu memang lebih ke tengah sih.
Dari Depok dan dari Matraman. Daaan Ketemu. Setelah itu, kita transit ke halte
busway cawang ke arah pinang ranti. Selagi
kita jalan ke halte busway cawang, dia beratraksi aneh, dan saya jujur nggak
mengerti. Dan setelah atraksinya selesai, dia mengucapkan selamat ulang
tahun dengan muka tertawa yang paling
bahagia dan lucu menurut saya selama melihat raut wajahnya. Saya tertawa.
Lebaaar sekali. Melihat orang secuek dia melakukan seperti itu, mungkin hal yang sangat
jarang sekali. Dan ketika menyaksikan ini, “it’s a gift” I think. Thanks God !
Setelah
dapat busway, kita menunggu perjalanan berakhir di halte busway Taman Mini
Garuda. Dan alhamdulilah dapat duduk,
jadi ya walalupun macet, nggak masalah. Sesampai diTaman Mini, kita ke tempat sewa sepeda. Karena taman mini sangat luas
sekali, nggak mungkin untuk jalan kaki. Bisa-bisa bengkak kaki jika harus jalan
kaki. Ujung-ujungnya, kita sewa motor. 40Rb.
Seharian,
keinginan saya dituruti, klo inginnya muter-muter geje, dituruti. Ke Museum
Hakka, dituruti. Ke Museum Pejuang, dituruti. Dan bahkan berfoto alay pun,
dituruti. Hahaha. Katanya sih karena hari ini adalah hari spesial saya. Intinya
seharian itu, kita wara-wiri nggak jelas, tapi menyenangkan.
Menjelang
maghrib kita sudah dibusway lagi menuju
pulang. Tapi tiba-tiba saya ingin ke Monas. Daaaan, Oke. Kita meluncur ke
Monas. Tapi apesnya, monas Cuma buka sampai jam 8. Dia dari tadi mondar mandir
mencari sesuatu. Tapi, ketika ditanya, dia ingin mencari sesuatu. Sampai
akhirnya Dia menyuruh saya untuk duduk manis dan menunggunya muter-muter Monas
sendiri. Karena saya lelah, yaudah. Saya biarkan dia muter-muter sendiri di
Monas yang seluas itu. Entah mencari apa, saya juga nggak tahu. Menjelang jam 8
dia kembali ketempat saya duduk manis. Saya menanyakan apakah yang dia cari
udah ketemu? Ternyata dia menggeleng lemas. Saya juga kurang tau sih apa yang
dia cari. Ketika ditanyakan, dia Cuma bilang “sesuatu”.
Dia
keliatan desprete sekali. Lalu saya menanyakan, apakah yang dia cari itu ada di
Kota Tua? Jika iya, kita kesana. Dan dia mengangguk. Oke berangkat lagi nais
busway ke Kota Tua.Tapi diluar dugaan, Kota Tua ramai sekali. Mungkin karena
Monas dibatasi sampai jam 8 malam saja, rata-rata penjual yang notabene dari
Monas, ngumpul di Kota Tua.
Keluar
halte busway, kita menuju Taman Fatahillah. Ramenya minta ampun. Untuk jalan
aja susah. Tapi dia tetap mengajak saya berputar sampai ke ujung. Lautan
manusia tambah rame malam itu. Puas berputar, dia meminta saya duduk di pojokan
kafe dan dia pergi ke lautan manusia tadi. Sejujurnya saya mulai pusing dengan
keramaian. Plus bingung dengan yang dia
cari. Minimal kalau dikasih tau, saya bisa bantu cari. Yang namanya cowok
memang membingungkan.
Dari
kejauhan saya melihat dia kembali. Memegang bungkusan di tangan. Entah apa itu.
Tiba-tiba Dia memberikan ke saya bungkusan itu. Saya kaget, ternyata
barang-barang yang dia cari dari Monas, sampe muter-muter cantik bingung gitu,
juga muter-muter di kota sampe nerobos lautan manusia, itu adalah untuk saya.
Heol, sedikit terharu juga kaget. Dikasih boneka biru di dalam botol dan ujungnya
diberi pita. Manis sekali bonekanya. Terlebih lagi warnanya biru. Nomu nomu
gomawo ...
J. Mungkin karena capek muter-muter sai dimonas
dan kota, dia lapar. Lalu kita makan.
Yap
menutup hari ini, hari yang menyenangkan. Ini adalah kado terindah dimana
seseorang yang meluangkan waktumu pada hari itu. Kalaupun sebenarnya nggak
dikasih boneka, itu pun nggak apa-apa. Tapi ternyata boneka biru ini memang
manis sekali. Diberikan waktu yang berharga bersama orang yang kamu sayangi,
adalah “Gift” yang belum tentu didapatkan semua orang.
Terimakasih
1 comment:
nemu ini dan ....
cie cie .....
Post a Comment