Beberapa tahun lalu, sahabat mungkin pernah mendengar tentang Atlantis, Lemuria, dan hubungannya dengan Indonesia. Menurut kabar yang didengar seantero jagad raya (ciileee), Indonesia adalah Atlantis yang tenggelam. Nah, ada juga yang bilang Indonesia itu Lemuria. Memangnya, apa sih sejarahnya atlantis dan lemuria, mengapa mereka berspekulasi bahwa indonesia merupakan bagian dari salah satu dari dua benua di atas?? Oke, mari dibahas yah. Tulisan ini pun, berdasarkan bahan bacaan yang sudah saya baca, jadi nggak ada kewajiban dan nggak pasti kalo ini benar. Check it out !
ATLANTIS
Mitos tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan
oleh seorang filsafat Yunani kuno bernama Plato (427 – 347 SM) dalam buku
Critias dan Timaeus. Dalam buku Timaeus Plato menceritakan bahwa dihadapan
selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian
dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya
daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika
itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar
dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari
semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui
peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.
Dibagian lain pada buku Critias adalah adik sepupu dari Critias mengisahkan
tentang Atlantis. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali
ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog. Kisahnya berasal dari cerita
lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari
seorang penyair Yunani bernama Solon (639-559 SM). Solon adalah yang paling
bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon
berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda
Atlantis
Garis besar kisah pada buku tersebut Ada sebuah daratan
raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang
bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak
yang tak terhitung banyaknya. Istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari
oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertahtakan emas, cemerlang dan
megah. Di sana, tingkat perkembangan
peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan
yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya
tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah
dilanda gempa dahsyat, tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga
hilang dalam ingatan orang-orang.
Jika dibaca dari sepenggal kisah diatas maka kita akan
berpikiran bahwa Atlantis merupakan sebuah peradaban yang sangat memukau.
Dengan teknologi dan ilmu pengetahuan pada waktu itu sudah menjadikannya sebuah
bangsa yang besar dan mempunyai kehidupan yang makmur. Tapi kemudian saya
mempunyai pertanyaan, apakah itu hanya sebuah cerita untuk pengantar tidur pada
jamannya Plato atau memang Plato mempunyai bukti2 kuat dan otentik bahwa
atlantis itu benar-benar pernah ada dalam kehidupan di bumi ini?
Terdapat beberapa catatan tentang usaha para ilmuwan dan orang-orang dalam
pencarian untuk membuktikan bahwa Atlantis itu benar-benar pernah ada.
Menurut perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang
lebih 11.150 tahun yang silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan
kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya
sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal
setempat waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang
kerajaan Atlantis juga menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya jauh
lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.
Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000
tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan
Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat
besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda
yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut
di sekitar kepulauan Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang
menggemparkan dunia.
Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di
gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus
pandang hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali ke
kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah
jalan besar! Beberapa penyelam secara bersamaan terjun ke bawah, ternyata
memang ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah
sebuah jalan besar yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan
poligon, besar kecilnya batu dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya
sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan
Atlantis?
Awal tahun ‘70-an disekitar kepulauan Yasuel Samudera Atlantik, sekelompok
peneliti telah mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter
di dasar laut, atas ungkapan ilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah
daratan pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi
ilmu pengetahuan, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di
sini tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis?
Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto
yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia. Apakah
ini dibangun oleh orang Atlantis?
Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat
canggih menemukan piramida di dasar laut “segitiga maut” laut Bermuda. Panjang
piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida
dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding
piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut
dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang. Piramida besar ini,
apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah
menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir?
Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal
dari kerajaan Atlantis?
Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut
“segitiga maut”. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan
besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang
aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan mutlak
percaya terhadap apa yang mereka temukan itu adalah Benua Atlantis seperti yang
dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu?
Yang lebih menghebohkan lagi adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos, seorang ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang ini disebut Indonesia. Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu Atlantis itu merupakan benua yang
membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan,
terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di
wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh
samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik. Sedangkan menurut Plato Atlantis merupakan benua yang
hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa
itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene).
Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian
besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian
benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan
gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur.
Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau
Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang
paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah
bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu
berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu,
menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya
bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani
samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di
dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa.
Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara
beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya
Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak
Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang
katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di
Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika
Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua
yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang
berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada
Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat.
Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh
Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau
panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci,
Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru,
Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif
kembali.
Ini ada lagi yang lebih unik dari Santos dan kawan-kawan tentang usaha untuk
menguak misteri Atlantis. Sarjana Barat secara kebetulan menemukan seseorang
yang mampu mengingat kembali dirinya sebagai orang Atlantis di kehidupan
sebelumnya “Inggrid Benette”. Beberapa penggal kehidupan dan kondisi sosial
dalam ingatannya masih membekas, sebagai bahan masukan agar bisa merasakan
secara gamblang peradaban tinggi Atlantis. Dan yang terpenting adalah
memberikan kita petunjuk tentang mengapa Atlantis musnah. Di bawah ini adalah
ingatan Inggrid Bennette.
Kehidupan yang Dipenuhi Kecerdasan
Dalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, perempuan adalah seorang yang berpengetahuan
luas, dipromosikan sebagai kepala energi wanita “Pelindung Kristal” (setara
dengan seorang kepala pabrik pembangkit listrik sekarang). Pusat energi ini
letaknya pada sebuah ruang luas yang bangunannya beratap lengkung. Lantainya
dari pasir dan batu tembok, di tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa
diletakkan di atas alas dasar hitam. Fungsinya adalah menyalurkan energi ke
seluruh kota. Tugas saya melindungi kristal tersebut. Pekerjaan ini tak sama
dengan sistem operasional pabrik sekarang, tapi dengan menjaga keteguhan dalam
hati, memahami jiwa sendiri, merupakan bagian penting dalam pekerjaan, ini adalah
sebuah instalasi yang dikendalikan dengan jiwa. Ada seorang lelaki yang cerdas
dan pintar, ia adalah “pelindung” kami, pelindung lainnya wanita.
Rambutnya panjang berwarna emas, rambut digelung dengan benda rajutan emas,
persis seperti zaman Yunani. Rambut disanggul tinggi, dengan gulungan bengkok
jatuh bergerai di atas punggung. Setiap hari rambutku ditata oleh ahli penata
rambut, ini adalah sebagian pekerjaan rutin. Filsafat yang diyakini orang
Atlantis adalah bahwa “tubuh merupakan kuilnya jiwa”, oleh karena itu sangat
memperhatikan kebersihan tubuh dan cara berbusana, ini merupakan hal yang utama
dalam kehidupan. Saya mengenakan baju panjang tembus pandang, menggunakan daun
pita emas yang diikat di pinggang belakang setelah disilang di depan dada. Lelaki
berpakaian rok panjang juga rok pendek, sebagian orang memakai topi, sebagian
tidak, semuanya dibuat dengan bahan putih bening yang sama. Seperti pakaian
seragam, namun di masa itu, sama sekali tidak dibedakan, mengenakan ini hanya
menunjukkan sebuah status, melambangkan kematangan jiwa raga kita. Ada juga
yang mengenakan pakaian warna lain, namun dari bahan bening yang sama, mereka
mengenakan pakaian yang berwarna karena bertujuan untuk pengobatan. Hubungannya
sangat besar dengan ketidakseimbangan pusat energi tubuh, warna yang spesifik
memiliki fungsi pengobatan.
Telah banyak penelitian yang dilakukan ilmuwan, salah
satunya Prof. Arysio Nunes Dos Santos menerbitkan buku yang menggemparkan
: “Atlantis The Lost Continents Finally Found”. Dimana ditemukannya ? Secara
tegas dinyatakannya bahwa lokasi Atlantis yang hilang sejak kira-kira 11.600
tahun yang lalu itu adalah di Indonesia.
Pencarian dilakukan di Samudera Atlantik, Laut Tengah,
Karibia, sampai ke kutub Utara. Pencarian ini sama sekali tidak ada hasilnya,
sehingga sebagian orang beranggapan bahwa yang diceritakan Plato itu hanyalah
negeri dongeng semata. Profesor Santos yang ahli Fisika Nuklir ini menyatakan
bahwa Atlantis tidak pernah ditemukan karena dicari di tempat yang salah.
Lokasi yang benar secara menyakinkan adalah Indonesia, katanya..
Prof. Santos mengatakan bahwa dia sudah meneliti kemungkinan
lokasi Atlantis selama 29 tahun terakhir ini. Ilmu yang digunakan Santos dalam
menelusur lokasi Atlantis ini adalah ilmu Geologi, Astronomi, Paleontologi,
Archeologi, Linguistik, Ethnologi, dan Comparative Mythology. Buku Santos sewaktu
ditanyakan ke ‘Amazon.com’ seminggu yang lalu ternyata habis tidak bersisa.
Bukunya ini terlink ke 400 buah sites di Internet, dan websitenya sendiri
menurut Santos selama ini telah dikunjungi sebanyak 2.500.000 visitors. Ini
adalah iklan gratis untuk mengenalkan Indonesia secara efektif ke dunia luar,
yang tidak memerlukan dana 1 sen pun dari Pemerintah RI.
Plato pernah menulis tentang Atlantis pada masa dimana
Yunani masih menjadi pusat kebudayaan Dunia Barat (Western World). Sampai saat
ini belum dapat dideteksi apakah sang ahli falsafah ini hanya menceritakan
sebuah mitos, moral fable, science fiction, ataukah sebenarnya dia menceritakan
sebuah kisah sejarah. Ataukah pula dia menjelaskan sebuah fakta secara jujur
bahwa Atlantis adalah sebuah realitas absolut ?
Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur
dengan emas, batuan mulia, dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan
berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu
metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian,
teater, musik, dan olahraga.
Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat
dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Yang kuasa kemudian menghukum
mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang
sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu. Jika dipikirkan ilustrasi atlantis seperti daerah-daerah dalam anime Avatar.
Kisah-kisah sejenis atau mirip kisah Atlantis ini yang
berakhir dengan bencana banjir dan gempa bumi, ternyata juga ditemui dalam
kisah-kisah sakral tradisional di berbagai bagian dunia, yang diceritakan dalam
bahasa setempat. Menurut Santos, ukuran waktu yang diberikan Plato 11.600 tahun
BP (Before Present), secara tepat bersamaan dengan berakhirnya Zaman Es
Pleistocene, yang juga menimbulkan bencana banjir dan gempa yang sangat hebat.
Bencana ini menyebabkan punahnya 70% dari species mamalia
yang hidup saat itu, termasuk kemungkinan juga dua species manusia : Neandertal
dan Cro-Magnon.
Sebelum terjadinya bencana banjir itu, pulau Sumatera, pulau Jawa, Kalimantan
dan Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia dan benua Asia.
Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang
saling menekan, yang menimbulkan sederetan gunung berapi mulai dari Sumatera,
Jawa, Nusa Tenggara, dan terus ke Utara sampai ke Filipina yang merupakan
bagian dari ‘Ring of Fire’.
Gunung utama yang disebutkan oleh Santos, yang memegang
peranan penting dalam bencana ini adalah Gunung Krakatau dan ‘sebuah gunung
lain’ (kemungkinan Gunung Toba). Gunung lain yang disebut-sebut (dalam kaitannya
dengan kisah-kisah mytologi adalah Gunung Semeru, Gunung Agung, dan Gunung
Rinjani.
Bencana alam beruntun ini menurut Santos dimulai dengan
ledakan dahsyat gunung Krakatau, yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri,
dan membentuk sebuah kaldera besar yaitu selat Sunda yang jadinya memisahkan
pulau Sumatera dan Jawa.
Letusan ini menimbulkan tsunami dengan gelombang laut yang sangat tinggi, yang
kemudian menutupi dataran-dataran rendah diantara Sumatera dengan Semenanjung
Malaysia, diantara Jawa dan Kalimantan, dan antara Sumatera dan Kalimantan. Abu
hasil letusan gunung Krakatau yang berupa ‘fly-ash’ naik tinggi ke udara dan
ditiup angin ke seluruh bagian dunia yang pada masa itu sebagian besar masih
ditutup es (Zaman Es Pleistocene) .
Abu ini kemudian turun dan menutupi lapisan es. Akibat adanya lapisan abu, es
kemudian mencair sebagai akibat panas matahari yang diserap oleh lapisan abu
tersebut.
Gletser di kutub Utara dan Eropah kemudian meleleh dan mengalir ke seluruh
bagian bumi yang rendah, termasuk Indonesia. Banjir akibat tsunami dan lelehan
es inilah yang menyebabkan air laut naik sekitar 130 meter diatas dataran
rendah Indonesia. Dataran rendah di Indonesia tenggelam dibawah muka laut, dan
yang tinggal adalah dataran tinggi dan puncak-puncak gunung berapi.
Tekanan air yang besar ini menimbulkan tarikan dan tekanan
yang hebat pada lempeng-lempeng benua, yang selanjutnya menimbulkan
letusan-letusan gunung berapi selanjutnya dan gempa bumi yang dahsyat.
Akibatnya adalah berakhirnya Zaman Es Pleitocene secara dramatis.
Dalam bukunya Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara
makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Padahal zaman pada waktu itu
adalah Zaman Es, dimana temperatur bumi secara menyeluruh adalah kira-kira 15
derajat Celcius lebih dingin dari sekarang.
Lokasi yang bermandi sinar matahari pada waktu itu hanyalah
Indonesia yang memang terletak di katulistiwa.
Plato juga menyebutkan bahwa luas benua Atlantis yang hilang
itu “….lebih besar dari Lybia (Afrika Utara) dan Asia Kecil digabung jadi
satu…”. Luas ini persis sama dengan luas kawasan Indonesia ditambah dengan luas
Laut China Selatan.
Menurut Profesor Santos, para ahli yang umumnya berasal dari
Barat, berkeyakinan teguh bahwa peradaban manusia berasal dari dunia mereka.
Tapi realitas menunjukkan bahwa Atlantis berada di bawah perairan Indonesia dan
bukan di tempat lain.
Walau dikisahkan dalam bahasa mereka masing-masing, ternyata istilah-istilah
yang digunakan banyak yang merujuk ke hal atau kejadian yang sama.
Santos menyimpulkan bahwa penduduk Atlantis terdiri dari beberapa suku/etnis,
dimana 2 buah suku terbesar adalah Aryan dan Dravidas.
Semua suku bangsa ini sebelumya berasal dari Afrika 3 juta
tahun yang lalu, yang kemudian menyebar ke seluruh Eurasia dan ke Timur sampai
Auatralia lebih kurang 1 juta tahun yang lalu. Di Indonesia mereka menemukan
kondisi alam yang ideal untuk berkembang, yang menumbuhkan pengetahuan tentang
pertanian serta peradaban secara menyeluruh. Ini terjadi pada zaman
Pleistocene.
Pada Zaman Es itu, Atlantis adalah surga tropis dengan
padang-padang yang indah, gunung, batu-batu mulia, metal berbagai jenis,
parfum, sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat produktif, istana
emas dengan dinding-dinding perak, gajah, dan bermacam hewan liar lainnya.
Menurut Santos, hanya Indonesialah yang sekaya ini (!). Ketika bencana yang
diceritakan diatas terjadi, dimana air laut naik setinggi kira-kira 130 meter,
penduduk Atlantis yang selamat terpaksa keluar dan pindah ke India, Asia
Tenggara, China, Polynesia, dan Amerika.
Suku Aryan yang bermigrasi ke India mula-mula pindah dan
menetap di lembah Indus. . Karena glacier Himalaya juga mencair dan menimbulkan
banjir di lembah Indus, mereka bermigrasi lebih lanjut ke Mesir, Mesopotamia,
Palestin, Afrika Utara, dan Asia Utara.
Di tempat-tempat baru ini mereka kemudian berupaya mengembangkan kembali budaya
Atlantis yang merupakan akar budaya mereka.
Catatan terbaik dari tenggelamnya benua Atlantis ini dicatat
di India melalui tradisi-tradisi cuci di daerah seperti Lanka, Kumari Kandan,
Tripura, dan lain-lain. Mereka adalah pewaris dari budaya yang tenggelam
tersebut.
Suku Dravidas yang berkulit lebih gelap tetap tinggal di
Indonesia. Migrasi besar-besaran ini dapat menjelaskan timbulnya secara
tiba-tiba atau seketika teknologi maju seperti pertanian, pengolahan batu
mulia, metalurgi, agama, dan diatas semuanya adalah bahasa dan abjad di seluruh
dunia selama masa yang disebut Neolithic Revolution.
Bahasa-bahasa dapat ditelusur berasal dari Sansekerta dan Dravida. Karenanya
bahasa-bahasa di dunia sangat maju dipandang dari gramatika dan semantik.
Contohnya adalah abjad. Semua abjad menunjukkan adanya “sidik jari” dari India
yang pada masa itu merupakan bagian yang integral dari Indonesia.
Dari Indonesialah lahir bibit-bibit peradaban yang kemudian
berkembang menjadi budaya lembah Indus, Mesir, Mesopotamia, Hatti, Junani,
Minoan, Crete, Roma, Inka, Maya, Aztek, dan lain-lain. Budaya-budaya ini
mengenal mitos yang sangat mirip. Nama Atlantis diberbagai suku bangsa disebut
sebagai Tala, Attala, Patala, Talatala, Thule, Tollan, Aztlan, Tluloc, dan
lain-lain.
Itulah ringkasan teori Profesor Santos yang ingin
membuktikan bahwa benua atlantis yang hilang itu sebenarnya berada di
Indonesia. Bukti-bukti yang menguatkan Indonesia sebagai Atlantis, dibandingkan
dengan lokasi alternative lainnya disimpulkan Profesor Santos dalam suatu
matrix yang disebutnya sebagai ‘Checklist’.
Terlepas dari benar atau tidaknya teori ini, atau dapat
dibuktikannya atau tidak kelak keberadaan Atlantis di bawah laut di Indonesia,
teori Profesor Santos ini sampai saat ini ternyata mampu menarik perhatian
orang-orang luar ke Indonesia. Teori ini juga disusun dengan argumentasi atau
hujjah yang cukup jelas.
Kalau ada yang beranggapan bahwa kualitas bangsa Indonesia
sekarang sama sekali “tidak meyakinkan” untuk dapat dikatakan sebagai nenek
moyang dari bangsa-bangsa maju yang diturunkannya itu, maka ini adalah suatu
proses maju atau mundurnya peradaban yang memakan waktu lebih dari sepuluh ribu
tahun. Contoh kecilnya, ya perbandingan yang sangat populer tentang orang
Malaysia dan Indonesia; dimana 30 tahunan yang lalu mereka masih belajar dari
kita, dan sekarang mereka relatif berada di depan kita.
Allah SWT juga berfirman bahwa nasib manusia ini memang
dipergilirkan. Yang mulia suatu saat akan menjadi hina, dan sebaliknya.
Profesor Santos akan terus melakukan penelitian lapangan lebih lanjut guna
membuktikan teorinya. Kemajuan teknologi masa kini seperti satelit yang mampu
memetakan dasar lautan, kapal selam mini untuk penelitian (sebagaimana yang
digunakan untuk menemukan kapal ‘Titanic’), dan beragam peralatan canggih
lainnya diharapkannya akan mampu membantu mencari bukti-bukti pendukung yang
kini diduga masih tersembunyi di dasar laut di Indonesia.
Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan bangsa
Indonesia ? Bagaimana pula pakar Indonesia dari berbagai disiplin keilmuan
menanggapi teori yang sebenarnya “mengangkat” Indonesia ke posisi sangat
terhormat : sebagai asal usul peradaban bangsa-bangsa seluruh dunia ini ?
Coba kita renungkan penyebab Atlantis dulu dihancurkan :
penduduk cerdas terhormat yang berubah menjadi ambisius serta berbagai kelakuan
buruk lainnya (mungkin ‘korupsi’ salah satunya). Nah, salah-salah Indonesia
sang “mantan Atlantis” ini bakal kena hukuman lagi nanti kalau tidak mau
berubah seperti yang ditampakkan bangsa ini secara terang-terangan sekarang
ini.
LEMURIA
Lemuria/Mu merupakan peradaban kuno yg muncul terlebih
dahulu sebelum peradaban Atlantis.Para peneliti menempatkan era peradaban
Lemuria disekitar periode 75000 SM – 11000 SM.
Jika kita lihat dari periode itu,Bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah
hidup bersama selama ribuan tahun lamanya.
Gagasan Benua Lemuria terlebih dahulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan
Mesir Kuno dapat kita peroleh penjelasannya dari sebuah karya Augustus Le
Plongeon (1826-1908),seorang peneliti dan penulis pada abad ke -19 yang
mengadakan penelitian terhadap situs2 purbakala peninggalan Bangsa Maya di
Yucatan.
Informasi tsb diperoleh setelah keberhasilannya menterjemahkan beberapa
lembaran catatan kuno peninggalan Bangsa Maya. Dari hasil terjemahan, diperoleh
beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia
lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis).
Namun dikatakan juga,bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama,
sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluh lantahkan
dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.
Hingga saat ini,letak dari Benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah
kontroversi,namun berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang
dikemukakan oleh para peneliti,kemungkinan besar peradaban tsb berlokasi di
Samudera Pasifik (disekitar Indonesia sekarang).
Banyak arkeolog memepercayai bahwa Easter Island yang misterius itu merupakan
bagian dari Benua Lemuria.Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu
kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada
beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada
masa silam.
Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap dipulau-pulau
disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahlulu kala pernah ada
sebuah daratan besar besar di Pasifik yang yang hancur diterjang oleh gelombang
pasang air laut dasyat(tsunami), namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur
terlebih dahulu akibat peperangan.
Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban
Atlantis,memiliki tanah yang subur,masyarakat yang makmur dan penguasaan
terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam.
Faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi Bangsa
Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki
banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan suatu trobosan baru dalam Ilmu
pengetahuan dan Teknologi mereka.
Seperti banyak dikemukakan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi ,bahwa
bangsa Lemurian dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam
kehidupan mereka. Edgar Cayce,Seorang spiritualis Amerika melalui channelingnya
berkali2 mengungkapkan hal yang sama.
Kuil2 Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah crystal generator raksasa yang
dikelilingi crystal2 lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai
penyembuhan.
Banyak info mengenai atlantis dan lemurian diperoleh dengan men-channel
crystal2 ?old soul? yang pernah digunakan pada kedua jaman ini. Beberapa
Monument Batu misterius yang berhasil ditemukan dibawah perairan Yonaguni,
Jepang, mungkinkah monument2 ini merupakan sisa-sisa dari peradaban Lemuria?
Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan fisik, teknologi
dan gemar berperang,Bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia
dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi, sangat damai dan bermoral.
Menurut Edgar Cayce,munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super power pada
saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat begitulah) membuat mereka sangat
ingin menaklukkan bangsa-bangsa di dunia, diantaranya Yunani dan Lemuria yang
dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat. Berbekal peralatan
perang yang canggih serta strategi perang yang baik,invansi Atlantis ke Lemuria
berjalan seperti yang diharapkan.
Sifat dari Lemurian yang menjunjung tinggi konsep perdamaian,mereka tidak
dibekali dengan teknologi perang secanggih bangsa Atlantean,sehingga dalam
sekejap,Lemuria pun jatuh ketangan Atlantis.
Para Lemurian yang berada dalam kondisi terdesak,ahirnya banyak meninggalkan
bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki
karakteristik mirip bumi, mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui
(ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal di Planet Erra/Terra digugus bintang
Pleiades.
Mungkin kisah para Lemurian yang meninggalakan bumi untuk menetap diplanet lain
ini sedikit tidak masuk akal,tapi perlu kita ketahui bahwa teknologi mereka
pada saat itu sudah sangat maju, penguasaan teknologi penjelajahan luar angkasa
mungkin telah dapat mereka realisasikan dijauh2 hari.
Tentunya penguasaan teknologi yang sama pada era peradaban kita ini,belum bisa
disandingkan dengan kemajuan teknologi yang mereka ciptakan.
Dari sekelumit kisah yang aq uraikan diatas,dapat ditarik kesimpulan bahwa para
Lemurian tidak musnah oleh bencana gempa bumi dan air bah seperti yang dialami
oleh para Atlantean, namun karena peranglah yang membuat sebagain dari mereka
berguguran.
Sementara semenjak kekalahannya oleh bangsa Atlantis,otomatis wilayah Lemuria
dikuasai oleh para tlantean,sampai saat ahirnya daratan itu diterpa oleh
bencana yang sangat dasyat yang kemudian menenggelamkannya bersama beberapa
daratan lainnya,termasuk diantaranya Atlantis itu sendiri.
Istana Taifurkhafi di Istanbul, Turki, tersimpan selembar peta kuno yang sangat
unik. Peta kuno yang terbuat dari bahan kulit rusa (Gazelle skin) ini ditemukan
pada awal abad ke-18, sekilas jika dilihat mungkin hanyalah merupakan selembar
replika peta daratan dimasa masa lalu.
Dalam peta tersebut, hanya kawasan Laut Tengah yang tergambar secara persis,
sedangkan kawasan lainnya, seperti benua Amerika dan benua Afrika tergambar
sangat berbeda.
Kemudian, di saat para ilmuwan menelitinya dengan lebih lanjut, hasil yang
diperoleh sangat mengejutkan, karena ternyata peta kuno ini sebenarnya adalah
gambar pandangan udara dari atas angkasa yang sangat detail dan terperinci.
Jika disandingkan dengan gambar yang diambil dari pesawat Apollo 8, maka peta
kuno Turki ini bagaikan fotokopinya.
Gambar perubahan garis besar pada benua Amerika dan Afrika di peta kuno tsb,
sesuai dengan gambar yang diambil melalui pesawat Apollo 8. Dan yang lebih
menakjubkan lagi adalah, bahwa peta kuno itu melukiskan bentuk rumit permukaan
bumi kutub selatan yang tertutup lapisan es tebal.
Tidak ada perbedaan sedikit pun dengan hasil gambar pemetaan menggunakan
fatometer yang dilakukan oleh tim eksplorasi kutub selatan pada tahun 1952 yang
mengadakan penyelidikan keadaan bumi di bawah lapisan es.
Lalu siapakah pada masa purbakala yang sudah menguasai teknologi tinggi
pemotretan melalui angkasa luar? Dari penemuan peta kuno ini menjadi suatu
bukti akan kemajuan pengetahuan ilmu astronomi peradaban masa silam yang sampai
detik inipun belum bisa dikuasai oleh manusia-manusia zaman sekarang yang
notabene mungkin mempunyai peralatan yang lebih canggih dari mereka.
Studi lebih lanjut mengatakan mungkin mereka telah dapat menciptakan suatu
trobosan teknologi yang luar biasa pada masa itu,seperti telah melakukan
penjelajahan luar angkasa dan pendaratan diplanet lain. Apalagi hal tersebut
didukung oleh beberapa penemuan artifak2 kuno yang menggambarkan beberapa
gambaran imajinasi astronot2 pada masa silam.
Lalu, mungkinkah nenek moyang kita sudah ada yang bermigrasi dan menetap
diplanet-planet lain yang memiliki karakteristik mirip dengan bumi yang pada
saat mungkin belum dapat ditemukan keberadaannya oleh para astronom kita?
Jikalau benar demikian, apakah ada benarnya juga kisah mengenai bangsa Lemuria
yang dikisahkan sebagain penduduknya banyak yang bermigrasi keluar dari Bumi
untuk mencari tempat tinggal baru diplanet lain ketika diambang kekalahannya
dengan bangsa Atlantis pada dahulu kala?
INDONESIA PUSAT PERADABAN
Membaca logika dari buku yang ditulis oleh Stephen
Oppenheimer yang berjudul Eden in the East yang mengatakan bahwa ada
sebuah benua yang tenggelam terletak di Asia Tenggara. Ia tekah memfokuskan
penelitiannya pada Pulau Tapobrane dan sebagaian landas kontinen lainnya yaitu
Sunda. Wilayah Tapobrane meliputi Malaysia, Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Thailand, Vietnam, China, dan Taiwan yang pada saat itu sudah ditempati selama
Zaman Es Purba sebelum mencair. Kemungkinan bahwa di daerah ini lah pusat
perdaban paling maju telah ada, Oppenheimer menyebutnya Eden, nama ini diambil
dari Alkitab ”surga” (dari bangsa Edin Sumeria, dalam naskah tersebut juga
”Daratan Aluvial”). Sumber Barat-Asia, termasuk Alkitab ini, melakukan prosesi
dengan mencari asal-usul manusia atau setidaknya mencari perdaban dari Timur.
Dalam beberapa kasus seperti dalam referensi Sumeria ”Timur” ini jelas
merupakan budaya pra-Mohenjo Daro dan Harappa (Koenraad), tetapi bahkan lebih
banyak negara-negara timur yang saat ini ada tampaknya pun masih merupakan
bagian peradaban itu. Benua itu, Oppenheimer dan Koenraad menyebutnya sebagai
”Bagian Benua Asia Tenggara” atau dikatakan sebagai Sundaland.
Oppenheimer sendiri dalam penelitiannya menggunakan metode ilmiah, yaitu dengan
metode genetika, antropologi, linguistik, dan arkeologi. Oppenheimer berhasil
menemukan metode secara keilmuan yang dimilikinya dengan metode penelitian DNA
manusia-manusia yang berada di wilayah Afrika, Asia Tenggara-Australia hingga
Kepulauan Pasifik. Dalam penelitiannya ditemukan peninggalan berupa
kecendrungan yang sama, seperti perbandingan mitologi: banyak budaya yang
mirip, khusunya mereka yang berada di zona Asia-Pasifik, mereka memiliki mitos
yang sangat pararel dari satu atau lebih tentang banjir besar. Ia juga
menyatakan bahwa permukaan laut naik secara ekstrem setelah jaman es mencair,
perlu tiga proses banjir besar untuk menenggelamkan 2/3 permukaan bumi seperti
keadaan sekarang. Karena setiap fase kenaikan ini merupakan proses bertahap dan
melanda di beda tempat seperti patahnya gunung es di Eropa Tengah dan Asia
Utara disebabkan suhu yang menghangat maka terjadilah banjir besar yang melanda
Asia dan sebagian Eropa. (Lihat peta Dunia).
Asia Tenggara yang kita ketahui dulunya merupakan bagian paparan daratan yang
luas kini disebut sebagai bagian paparan Sundaland. Jadi, Asia Tenggara
mempunyai kriteria ideal untuk dikatan sebagai sisa paparan benua yang
tenggelam oleh kenaikan permukaan laut. Bila menurut tuturan Plato, ada
kemungkinan bahwa paparan yang tenggelam ini adalah reruntuhan benua Atlantis,
ungkap Prof. Arysios Santos. Oppenheimer sendiri mengilustrasikan dalam bukunya
bahwa bumi ini mengalami banjir yang besar sebanyak tiga kali, yang pertama
yaitu zaman Jurassic, kedua adalah masa es mencair yang melanda benua Aerika
Utara yang kini membentuk danau-danau besar di kawasan perbatasan antara Kanada
dan Amerika, serta fase ketiga yaitu masa mencairnya es di kawasan Asia dan
Eropa Tengah dalam konsep agama sebagai ”Banjir Nuh”.
Oke mari kita kaitkan beberapa hal :
1. Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti
surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya
(Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan
pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi,
dan lain-lainnya.
2. MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami
di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu
mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua
Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
3. Plato (427 – 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun
lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa,
pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi
tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
4. Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos,
menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia.
Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis,
The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost
Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah,
cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya
menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang
khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur,
Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
5. MISTERI Yang Tersimpan Di Candi PENATARAN Menguak Fakta
Bahwa INDONESIA Merupakan ASAL PERADABAN DUNIA
Candi Penataran yang terletak di Desa Penataran Kec. Nglegok
ternyata menyimpan banyak misteri diantaranya bahwa Indonesia merupakan asal
peradaban dunia. Hal ini terungkap dari gambar relief yang ada di setiap sudut
candi. Misteri dibalik Candi Penataran terungkap dari investigasi relief oleh
Yayasan Turangga Seta yang dimulai sejak tahun lalu.
6. Dalam pahatan relief terkuak sejarah jika nenek moyang kita
pernah melakukan infasi hingga Benua Amerika dengan mengalahkan bangsa Indian
dan sempat berperang dengan prajurit Bangsa Maya. Mereka kemudian menguasai
wilayah tersebut hingga diangkat sebagai penguasa. Tidak hanya itu pada salah
satu relief juga digambarkan beberapa bangsa lain seperti Bangsa Han (China),
Bangsa Campa, Bangsa Maya, Bangsa Yahudi dan Bangsa Mesir tunduk pada leluhur
kita. Demikian seperti diungkapkan Ketua Yayasan Turangga Seta, Agung Bimo
Sutejo. Ia menambahkan dalam pahatan lain terungkap jika pada waktu
itu terdapat 3 species yang sudah mempunyai peradaban yakni ras manusia kera,
ras raksasa dan manusia biasa. Mereka pun hidup saling berdampingan. Gambaran
pada relief ini sekaligus membantah teori Darwin yang menyatakan manusia
berasal dari evolusi kera. Dalam tata cara kematian manusia jaman dulu mereka
yang meninggal jasadnya akan diperabukan sehingga fosilnya tidak akan
ditemukan. Sedangkan ras manusia kera dan raksasa dengan cara dikubur sehingga
fosil yang banyak ditemukan arkreolog tersebut adalah fosil ras manusia kera
yang berbeda dengan species kita saat ini dan dimungkinkan ras manusia kera
telah punah.
Sementara dari penelitian yang dilakukan Yayasan Turangga
Seta, juga terkuak misteri jika keberadaan Candi Penataran di Blitar yang
merupakan Candi terbesar di Jawa Timur itu terkait dengan berdirinya kerajaan
besar di Blitar kala itu yang justru wilayah kekuasaannya lebih besar dari
Kerajaan Majapahit. Namun sayang misteri ini belum akan diungkapkan pada
publik.
Bagi yang berminat untuk membaca lebih
jelas, dapat langsung ke website Profesor Arysio Nunes Dos Santos – Atlantis
The Lost Continent Finally Found http://www.atlan.org/ (badruttamamgaffas.blogspot.com). Oke, sekian tulisan ngaco dari saya (kata orang2 sih, saya ngaco). Terserah sahabat apakah percaya atau mengganggap tulisan ini hanya dongeng belaka. Tapi, kalo Indonesia memang benar2 Atlantis, gimana??
2 comments:
gday falconpotter.blogspot.com owner discovered your website via yahoo but it was hard to find and I see you could have more visitors because there are not so many comments yet. I have found site which offer to dramatically increase traffic to your website http://mass-backlinks.com they claim they managed to get close to 4000 visitors/day using their services you could also get lot more targeted traffic from search engines as you have now. I used their services and got significantly more visitors to my website. Hope this helps :) They offer best services to increase website traffic at this website http://mass-backlinks.com
Thanks :)
Post a Comment