Sunday, August 7, 2016

Happy Birthday Suryani Annisa



Jika bicara tentang “Happy Birthday”, pasti kita ngebayangin tentang kue ulang tahun yang ada lilin-lilinnya, surprise, ataupun hadiah. Tapi bagi saya itu adalah momen yang sangat juga menyedihkan. Kenapa? Itu adalah momen dimana saya bisa mengingat apa saja yang telah saya lalui tahun ini. Apakah saya merugikan diri sendiri atau orang lain? Apakah saya bahagia melaluinya? Apa sajakah yang telah saya capai selama ini dengan umur segini, bla bla bla. Dan secara tidak sadar saya pasti menangis. Menangis karena menyadari tahun-tahun ini dilalui dengan berat, tapi akhirnya bisa melewatinya. Menangis menyadari betapa banyak kehilangan waktu. Dan pokoknya menangis untuk hal-hal yang terlewatkan.
Melewati hari-hari dimana saya akan memasuki usia 25 tahun dalam beberapa hari lagi, pertanyaan-pertanyaan yang umum diajukan untuk usia segitu bagi perempuan kembali muncul. Kapan menikah? Dan seperti biasa, saya menjawab dengan senyum. Kenapa senyum ? Saya tersenyum dengan mereka yang kepo dengan hidup saya. Itu saja. Mungkin saja ini pertanda mereka care dengan saya, atau Cuma sekedar ingin tau. Makanya, saya hanya senyum.
Menanti hari-hari dimana saya akan memasuki usia 25 tahun, bagi saya biasa saja. Ditemani pekerjaan yang sangat banyak, jauh dari orang tua, kos juga jauh dari Abang yang satu-satunya ada di Bekasi, juga dengan orang dekat yang sangat cuek. Saya tidak berharap banyak untuk mendapat kejutan atau sejenisnya. Mereka ingat saja itu adalah hal yang luar biasa. Hahahaha.
Menjelang hari H (cieileee Hari H), ada beberapa ajakan dari teman untuk ngumpul-ngumpul  di hari H itu. Sejujurnya saya senang diajak mereka. Tapi kurang terlalu bersemangat. Sampai datang ajakan dari orang dekat yang sangat cuek. Katanya sih karena sudah lama nggak ketemu. Yaudah, saya “oke” kan ajakan tersebut.  Saya terima ajakan tersebut dengan “tidak berharap” dia akan mengingat hari Ulang Tahun Saya. Karena dia bukan orang seperti itu sih menurut saya. Bukan tipe orang yang ingat tanggal-tanggal seperti itu.
Pada hari H, seperti biasa kita janjian dihalte  busway. Karena janjiannya kali ini mau ke Taman Mini, kita ketemu di halte Stasiun cawang saja. Yap, menurut saya itu memang lebih ke tengah sih. Dari Depok dan dari Matraman. Daaan Ketemu. Setelah itu, kita transit ke halte busway cawang  ke arah pinang ranti. Selagi kita jalan ke halte busway cawang, dia beratraksi aneh, dan saya jujur nggak mengerti. Dan setelah atraksinya selesai, dia mengucapkan selamat ulang tahun  dengan muka tertawa yang paling bahagia dan lucu menurut saya selama melihat raut wajahnya. Saya tertawa. Lebaaar sekali. Melihat orang secuek dia  melakukan seperti itu, mungkin hal yang sangat jarang sekali. Dan ketika menyaksikan ini, “it’s a gift” I think. Thanks God !
Setelah dapat busway, kita menunggu perjalanan berakhir di halte busway Taman Mini Garuda.  Dan alhamdulilah dapat duduk, jadi ya walalupun macet, nggak masalah. Sesampai diTaman Mini, kita ke tempat  sewa sepeda. Karena taman mini sangat luas sekali, nggak mungkin untuk jalan kaki. Bisa-bisa bengkak kaki jika harus jalan kaki. Ujung-ujungnya, kita sewa motor. 40Rb.
Seharian, keinginan saya dituruti, klo inginnya muter-muter geje, dituruti. Ke Museum Hakka, dituruti. Ke Museum Pejuang, dituruti. Dan bahkan berfoto alay pun, dituruti. Hahaha. Katanya sih karena hari ini adalah hari spesial saya. Intinya seharian itu, kita wara-wiri nggak jelas, tapi menyenangkan.
Menjelang  maghrib kita sudah dibusway lagi menuju pulang. Tapi tiba-tiba saya ingin ke Monas. Daaaan, Oke. Kita meluncur ke Monas. Tapi apesnya, monas Cuma buka sampai jam 8. Dia dari tadi mondar mandir mencari sesuatu. Tapi, ketika ditanya, dia ingin mencari sesuatu. Sampai akhirnya Dia menyuruh saya untuk duduk manis dan menunggunya muter-muter Monas sendiri. Karena saya lelah, yaudah. Saya biarkan dia muter-muter sendiri di Monas yang seluas itu. Entah mencari apa, saya juga nggak tahu. Menjelang jam 8 dia kembali ketempat saya duduk manis. Saya menanyakan apakah yang dia cari udah ketemu? Ternyata dia menggeleng lemas. Saya juga kurang tau sih apa yang dia cari. Ketika ditanyakan, dia Cuma bilang “sesuatu”.
Dia keliatan desprete sekali. Lalu saya menanyakan, apakah yang dia cari itu ada di Kota Tua? Jika iya, kita kesana. Dan dia mengangguk. Oke berangkat lagi nais busway ke Kota Tua.Tapi diluar dugaan, Kota Tua ramai sekali. Mungkin karena Monas dibatasi sampai jam 8 malam saja, rata-rata penjual yang notabene dari Monas, ngumpul di Kota Tua.
Keluar halte busway, kita menuju Taman Fatahillah. Ramenya minta ampun. Untuk jalan aja susah. Tapi dia tetap mengajak saya berputar sampai ke ujung. Lautan manusia tambah rame malam itu. Puas berputar, dia meminta saya duduk di pojokan kafe dan dia pergi ke lautan manusia tadi. Sejujurnya saya mulai pusing dengan keramaian. Plus  bingung dengan yang dia cari. Minimal kalau dikasih tau, saya bisa bantu cari. Yang namanya cowok memang membingungkan.
Dari kejauhan saya melihat dia kembali. Memegang bungkusan di tangan. Entah apa itu. Tiba-tiba Dia memberikan ke saya bungkusan itu. Saya kaget, ternyata barang-barang yang dia cari dari Monas, sampe muter-muter cantik bingung gitu, juga muter-muter di kota sampe nerobos lautan manusia, itu adalah untuk saya. Heol, sedikit terharu juga kaget. Dikasih boneka biru di dalam botol dan ujungnya diberi pita. Manis sekali bonekanya. Terlebih lagi warnanya biru. Nomu nomu gomawo ... 


J.  Mungkin karena capek muter-muter sai dimonas dan kota, dia lapar. Lalu kita makan.
Yap menutup hari ini, hari yang menyenangkan. Ini adalah kado terindah dimana seseorang yang meluangkan waktumu pada hari itu. Kalaupun sebenarnya nggak dikasih boneka, itu pun nggak apa-apa. Tapi ternyata boneka biru ini memang manis sekali. Diberikan waktu yang berharga bersama orang yang kamu sayangi, adalah “Gift” yang belum tentu didapatkan semua orang.

Terimakasih

Social Icons